Baru aja kemarin saya bilang Facebook sudah dibuka, malam itu juga saya menutup kembali Facebook. Iya, emang labil haha. Tapi memang diingatkan suami kalau setelah buka Facebook, saya kok jadi ‘mundur’ lagi progressnya. Ya walaupun saya nggak ngerasa begitu, saya milih nurut aja dengan suami. Siapa tahu memang sayanya yang nggak ‘nyadar diri’. Lagi pula masih masa-masa quarter life crisis, jadi ya sudahlah belum berguna juga Facebook saat ini.
Hari ini sejujurnya saya lagi sedih banget. Tadinya saya mau nulis Lessons of Quarter Life Crisis (#LoQLC) untuk pelajaran kedua. Tapi dengan kejadian sedih hari ini, kayaknya saya mau acak aja nulisnya. Karena ada pelajaran lain yang lebih pas buat ditulis sekarang.
#LoQLC: Hidup tidak selalu menyenangkan
Ini bukan tentang masalah saya sebetulnya. Tapi dua kejadian ini membuat hati saya juga turut teriris. Kabar berduka, orang terdekatnya meninggal dari cerita dua orang teman saya. Mereka pun tidak secara spesifik cerita ke saya. Hanya saja, ini pas sekali dengan salah satu poin Lessons of Quarter Life Crisis yang saya tulis beberapa hari yang lalu.
Bahwa hidup tidak selalu menyenangkan. Di sini kita sedang bahagia. Di belahan lain ada yang sedang berduka, sedih, kecewa, terlibat masalah.
Saya menulis itu ketika sedang mengantar kakak ipar ke stasiun. Di tengah jalan, saya lihat ada segerombolan orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan. Rupanya, mereka diturunkan karena bus yang ditumpanginya mogok. Kelihatan sekali wajah-wajah kecewa mereka. Ada yang terlihat menelepon. Mungkin menelepon keluarganya.
Entahlah, tiba-tiba saja terlintas pikiran, hidup ini memang tidak selalu menyenangkan. Saya tidak sedang berduka hari itu. Saya tidak sedang bersedih. Tapi di belahan lain, ternyata ada yang sedang dapat masalah. Di belahan lainnya bisa jadi ada yang bersedih. Berduka kehilangan keluarga atau sahabatnya. Mendapat masalah besar. Harus menginap di rumah sakit. Dan ujian-ujian lainnya.
Dunia ini sungguh adil
Roda berputar. Itu yang seringkali kita tahu. Tapi menyadari bahwa setiap orang punya masalahnya sendiri, membuat saya rasanya bisa lebih tegar.
Mungkin ketika saya sedang berduka kehilangan ayah tahun lalu, di belahan lain ada yang sedang bahagia karena kehadiran bayi mungilnya. Mungkin ketika saya sedang di rumah sakit kemarin, di belahan lain ada yang sedang bergembira merayakan pernikahannya.
Dunia ini sungguh adil. Tidak pernah kita diberi kebahagiaan terus-terusan. Begitu pun kesedihan, tak akan dia terus mendera hidup kita. Kalau ada yang merasa bahagia terus, mungkin orang itu sedang “lupa diri”. Kalau ada yang sedih terus, mungkin orang itu lupa nikmat Tuhan.
Roda itu berputar. Tidak ada dunia yang tidak adil. Yang tidak adil mungkin karena kita memandang kehidupan dengan cara yang terbatas.
Kita tidak sendirian. Kita semua sama
Kita tidak bahagia sendirian. Kita juga tidak sedih sendirian. Ada orang-orang di luar sana yang sama bahagianya dengan kita sekarang. Ada yang sama sedihnya dengan kita di sini. Mungkin itu sebabnya kenapa di dunia dalam sehari ada beberapa orang yang lahir. Tapi dalam waktu bersamaan juga ada yang meninggal.
Kita hidup dengan banyak manusia di dunia ini. Manusia yang juga sama dengan kita. Penuh dengan kekurangan. Diuji dengan berbagai ujian. Tapi juga dianugerahi kebahagiaan.
Ini membuat saya semakin sadar, bahwa memang tidak ada yang inferior, tidak ada yang superior di dunia ini. Sebab sebagai manusia memang tidak ada yang patut kita sombongkan. Kita tidak bisa memutar balikkan waktu. Kita juga tidak tahu pasti seberapa banyak rezeki yang diberikan-Nya pada kita. Bahkan mungkin kita tidak tahu siapa saja yang akan datang dan pergi di kehidupan kita…
Comments on “#LoQLC: Hidup Tidak Selalu Menyenangkan”