Saya merasa dunia makin ke sini makin overload informasi. Seiring bertambahnya teknologi, semakin cepat pula arus informasinya. Kasarannya, gempa belum ada 1 menit aja, semua orang sudah pada tahu.
Nggak seproduktif dulu
Karena saya merasa dunia makin berisik, saya juga bingung mau nulis apa lagi. Kayaknya semua orang sudah banyak yang ngomong. Kalau tambah lagi satu orang kayak saya yang ngomong, kayaknya malah makin riuh haha. Ini yang bikin saya nggak produktif ngeblog lagi kayak dulu. Nulis, ngeblog, bisa dihitung jari sekarang.
Blog sekarang juga banyak banget parameternya. Harus inilah itulah. Makin pusing. Nulis sudah nggak seasyik dulu yang tinggal nulis. Harus perhatiin inilah itulah. Sudah belajar pun, saya merasa nggak enjoy. Mungkin memang jalannya bukan jadi blogger beneran kali wkwk.
Saya malah lagi produktif mewarnai adult coloring book. Nyaris setiap hari saya mewarnai. Buka media sosial pun lebih sering buka akun coloring. Terhibur tapi hening. Di sana saya cuma melihat karya-karya orang tanpa orang banyak ngomong ini itu.
Beda dengan media sosial personal yang isinya menyeluruh. Di sana orang-orang bebas berbicara apa saja. Peduli amat menguasai atau tidak, yang penting speak up. Kalau nggak speak up, kayak ketinggalan zaman.
Ada rasa sedih juga pas lihat status teman-teman yang lagi sakit. Keinginan mereka cuma pengen sehat aja. Sementara kita-kita yang sehat, malah ribut mulu di dunia maya. Ada aja bahan yang jadi keributan. Sampai-sampai saya suudzon, jangan-jangan keributan ini memang ada yang sengaja mancing.
Kalau dibilang, “Yah, emang lagi eranya begini, De.” Iya sih, tapi mungkin nggak semua orang sanggup ngikutin arusnya *eh apa saya aja yang begini?
Manusia kurang perhatian?
Belum lagi berhala baru bernama viral atau terkenal di dunia maya, bikin privacy manusia jadi berkurang. Semua orang harus tahu kehidupan manusia lainnya. Kita punya apa saja, harus ditunjukkin di media sosial. Kita lagi ke mana, semua orang harus tahu. Flexing bahasanya sekarang. Bikin manusia lain jadi memuja-muja dan berekspektasi tinggi. Sampai lupa bahwa yang dipujanya “masih manusia”.
Giliran kena batunya, habis sudah. Semua yang terlihat selama ini kayak sirna. Yang tadinya dihormati, dipuja, sekarang cuma bisa melongo. Tenggelam semuanya. Ada masalah, harus speak up, klarifikasi. Padahal penting juga enggak.
Manusia kayak semakin kurang perhatian. Makin mencari perhatian, malah jadi kelihatan norak. Tapi faktanya, perhatian di dunia maya memang bikin nagih. Makin nagih karena ditunjukkan dengan jumlah like dan followers. Entah, mungkin benar kata suami saya, bahwa pembuat media sosial juga punya backing-an psikolog. Sehingga bisa mempengaruhi psikologis manusia.
Kemarin nemu quote dari @pinotski:
Ketika apa yg kita lakukan viral, janganlah tersenyum, tapi bersiaplah juga utk kesetrum. Kita akan menemukan berbagai jenis manusia yang kita ngga pernah temukan sebelumnya. Kita akan menjangkau persepektif baru, sudut pandang lain, yang selama ini selalu kita (mungkin) hindari.
Being viral mendadak itu seperti paper cut. Hargai kertas, jangan sepelekan kertas, karena kalau kita ceroboh, ngga waspada, dia bisa menyayat dan rasanya pedih. Bukan cuma sakit secara raga, tapi kaget secara jiwa.
Kaget secara jiwa. Sudah berapa banyak yang bunuh diri hanya karena dibully di media sosial. Tapi gini aja, masih banyak orang yang haus akan perhatian.
Antara sedih dan miris. Semoga kita nggak termasuk ke salah satu orang yang haus akan perhatian. Apalagi perhatian di dunia maya sifatnya hanya sementara. Karena pada dasarnya orang-orang sibuk dengan dunia nyatanya masing-masing. Ya memang begini. Mau ada Metaverse nanti pun kita nggak akan bisa melawan fitrah untuk hidup di dunia nyata.
Berdoa agar tetap menapaki bumi
Di sisi lain, saya juga merasa lucu. Dunia sudah kebanyakan bercanda. Mau nanya aja mesti ngomong “seriusnanya”. Belum lagi kalau review sesuatu harus ada kata-kata “gue jujur nih ya”. Lah, apa dunia sudah penuh dengan kebohongan?
Ealah pagi-pagi sudah meracau nggak jelas saya ini. Yah, biarinlah. Biar blog saya ada isinya wkwk. Saya kangen nulis aja.
Kalau kata suami, lakukan apa yang bikin kita happy. Yang penting kita paham konsekuensinya. Hidup ini nggak ada benar dan salah. Yang ada hanyalah konsekuensi.
Saya cuma mikir, kita harus banyak-banyak hidup di dunia nyata. Lihat kiri kanan kita, perhatiin apa yang ada di sekitar kita. Sadarin apapun yang kita lakukan. Dan sadari orang-orang yang perhatian pada kita di dunia nyata. Yap, era sekarang kita kayaknya justru harus lebih banyak mindfullness. Sadar nafas.
Kita juga harus banyak-banyak berdoa untuk tetap napak di bumi. Karena sekali kita meremehkan orang dan merasa lebih tinggi dari orang lain, maka mudah bagi Allah untuk menenggelamkan semuanya dalam sekedipan mata.
Jadi, enaknya tulisan ini dikasih judul apa dong? Boleh kalau mau ada yang kasih masukkan. Barangkali bisa saya revisi nanti judulnya wkwk.
Kasih judul, ANDA SIAP JADI VIRAL??
Bener sih mba, akupun ngerasa dunia blog udah ga seperti dulu. Makin sepi .. mungkin para bloggers yg aku kenal dulunya, banyak pindah ke TikTok, atau YouTube. Video semakin banyak peminatnya.
Tapi mungkin, Krn pada dasarnya aku suka menulis, sejak SD malah, aku susah berpaling dari blog. Ditambah pula, aku memang ga suka tampil depan video kan. Di blog aja, foto diri ga banyak ..
Aku juga ga suka kalo harus menulis tema yg terlalu sering ditulis orang. Misalnya kayak suatu tempat terkenal, udah banyak yg menulis itu, aku memilih utk menulis yg lain. Capek kalo hrs saingan . Toh msh banyak tempat yg juga bagus tapi kurang publisitas. Kalopun lagi pengen menulis yg mainstream, aku coba dari sudut pandang baru.
Kalo ttg viral, aku ga pengen jadi viral. Sereeem malah. Netizen Indonesia itu kejam. Aku aja salut Ama artis yg seriiiung sekali dibully tapi masih kuat sampai sekarang. . Ini juga yg bikin aku ga cocok jadi orang terkenal wkwkwkwk. Mungkin sekali dibully bisa drop sampe dasar .. Udah cukup jadi kayak sekarang aja
Ahaha bisa juga judulnya mbak
Akupun ga suka tampil orangnya. Sama mbak, udah hobi nulis dr SD Ya semoga blog ga tergerus jaman deh. Soalnya lebih nyaman di tulisan
Dan aku juga gamau jadi pusat perhatian. Malah risih ya Mbak hidup kita diganggu-ganggu.